Rabu, 22 Juli 2009

Sejarah Berdirinya Jemaat JAMBRUT


LATAR BELAKANG.


Nuansa kemerdekaan bangsa Indonesia begitu kuat membahana di bumi pertiwi sejak Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Momentum inilah yang menyulut semangat Nasionalisme dari para pemimpin dan anggota-anggota jemaat di Gereja Advent Indonesia untuk dapat menjadi Pemimpin di Negerinya sendiri dan melepaskan diri dari KETERGANTUNGAN PIHAK LUAR.

Adanya DISKRIMINASI diantara pengerja asing dan pribumi masih sangat terasa. Termotivasi dari Firman Tuhan bagi Musa supaya menjadi pemimpin bagi bangsanya sendiri, mengisi nurani jiwa beberapa putra/I bangsa Indonesia. Merekapun terpanggil untuk memperjuangkan status CONFERENCE di Indonesia dan menyesuaikan dengan gerak laju perkembangan Advent sedunia. Dimaklumi bahwa Peraturan Gereja Advent sedunia MEMUNGKINKAN adanya dua sIstem organisasi Advent, yaitu status Mission dan Status CONFERENCE.
Langkah awal diambil pada bulan Desember 1948 ketika bapak W.A Tuturoong yg saat itu sebagai Ketua Jemaat Mission di Langowan bertemu dgn Pdt.Joh E Jacob di Tikala, Manado. Pdt. Joh E Jacob adalah pemimpin Senior dari Gereja Advent Mission yg dikirim dari Singapura utk bertugas di Pulau Jawa.
Pertemuan itu diikuti dgn pertemuan2 lainnya. Dan
kemudian tgl 21 April 1949 diadakanlah rapat persiapan pertama Pergerakan Menuju Kemandiriran di Langowan-Minahasa yg dihadiri oleh 57 utusan Jemaat dari 80 utusan yg diundang ditambah dgn Pdt. J Sumayku, mantan Ketua GMAHK Ambon, Pdt Joh E Jacob, Pdt. W.E Walean, guru injil M. Sumual dan saudara Jost Palit anggota Velt Komite Sulawesi Utara.
Rapat konsolidasi tersebut berhasil membentuk Panitia Persiapan yg diketuai oleh W.A Tuturoong dgn tugas pokok mengadakan pendekatan dgn pimpinan GMAHK Indonesia, di Manado, Sulawesi Utara. Rapat berikutnya diadakan di Passo, di rumah Pdt. J Sumayku. Pada saat itulah dibacakan Surat Edaran Pimpinan GMAHK Sulawesi Utara yg isinya MELARANG dan MENGANCAM akan mendisiplinkan mereka yg menggabungkan diri dgn Panitia persiapan tersebut.

SAAT BERSEJARAH.

Walaupun mendapat larangan dan "ancaman", Panitia Persiapan tersebut tetap mengadakan pendekatan kpd Pimpinan Daerah dan Uni GMAHK, akan tetapi semua pendekatan, perundingan tersebut mengalami jalan buntu. Sekalipun tdk adanya pengertian dari pihak pimpinan Uni dan Daerah, Panitia Persiapan tetap melanjutkan perjuangan mereka. Yang menjadi semboyan mereka adalah “Maju Terus Pantang Mundur”.

Buah dari terpisahnya anggota gerakan perjuangan status Conference ini adalah terbentuknya Masehi Advent Conference Indonesia pd tgl 22 Mei 1949, yg berpusat sementara di Manado. Masehi Advent Conference Indonesia ini kemudian terdaftar di Departemen Agama Republik Indonesia pd tgl 16 Nopember 1950 dlm Surat Keputusan No.AIII/2/4088 dgn nama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Conference Indonesia (GMAHKCI) dan terdaftar di Direktorat Jendral Bimas Kristen Protestan No.118 tahun 1988.

Antara tahun 1949-1951 gerakan GMAHKCI ini terus meluas pesat sehingga terbentuklah 59 Jemaat GMAHKCI yg tersebar di seluruh Indonesia dgn anggota jemaat kira-kira 3000 jiwa.

Pada thn 1952 dalam bulletin “Seruan”, Pdt.WA Tuturoong menulis ;

“DAN LAGI PULA KAMI TIDAK MENGANJURKAN CERAI DARI GENERAL CONFERENCE, MELAINKAN MENUNTUT STATUS CONFERENCE DI INDONESIA AGAR DAPAT MENGATUR DIRI SENDIRI, MEMILIH PIMPINAN SENDIRI.

Dan dgn jalan demikian, kita dapat bergerak lebih lancar. Administrasi boleh juga disesuai dgn keadaan setempat asal kebaktiannya sama dan disatukan oleh Cinta Almasih”. Lanjut beliau menulis “ Dgn cara berkonfrens, bukan berarti benci bangsa Asing, yg berkulit putih, atau Amerikanya. Tidak…….dijauhkan Tuhan, hanya supaya kita dapat bekerja lebih efektif dan cepat.


GEREJA JAMBRUT.

Tokoh Pendiri GMAHKCI Sumayku, Tuturoong dan Suoth mulai bergerak keluar Manado. Pada bulan Desember 1950 terbentuklah Jemaat di Jakarta. Awalnya Jemaat beribadah dengan menyewa Gereja Pasundan, kemudian kebaktian berlanjut dgn berpindah pindah tempat di kediaman anggota jemaat.
Sementara itu keluarga O.R.D Ritonga yg adalah sebagai Ketua Umum, mulai menempati rumah dinas pengerja di Jalan Petojo VIJ VI, Jakarta Pusat pd thn 1957. Disamping rumah dinas ini kemudian dibangun Gereja yg dananya diperoleh dari sumbangan-sumbangan para anggota Jemaat. Bergabung saat itu keluarga Dr. Phang yg juga merupakan salah satu Pelopor GMAHKCI.
Gereja Petojo VIJ yg merupakan gereja bersejarah sayangnya harus dibongkar pd thn 1974 karena keperluan Tata Kota utk dibangun Jembatan Tomang. Sejak saat itu Jemaat selalu berpindah-pindah tempat peribadatannya dari rumah keluarga Jacob-Manuel ke rumah keluarga Simanjuntak-Pardede, sampai akhirnya di dapatilah tempat di jalan Kramat VIII No.13 (d/h Jl. Jambrut), untuk dibangun sebuah Gereja. Lalu pada thn 1984 bangunan Gereja Jambrut pun berdiri.

REUNIFIKASI.

Hampir setiap Konferensi Nasional selalu diputuskan utk mengadakan pendekatan dan kerjasama dgn GMAHK
(Mission), demi terwujudnya persatuan & kesatuan Umat Advent di Indonesia dalam status Conference (Konferens). Pada tgl 22 Mei 1983 Pdt.W.A Tuturoong menulis “Sekarang bagi kita dibutuhkan keyakinan bahwa sekali saatnya akan tiba dimana seluruh umat Advent akan dpt mengintegrasikan dirinya dgn gerak hidup bangsa.”
Sejak Pdt. Cheppy Yusuf menjabat sebagai Ketua Umum, beliau mulai mengadakan pendekatan kpd Ketua Uni Bagian Barat GMAHK (Mission), Pdt.Alex Hendriks dan Ketua Konferens DKI, Pdt. M. Siagian utk menyusun rencana penyatuan GMAHKCI dan GMAHK (M). Akhirnya pd tgl 19 Nopember 1996 terjadilah penanda-tanganan Integrasi dan Reunifikasi yg diadakan di Kantor Pusat GMAHK(M) Uni Indonesia Kawasan Timur, di Manado. Pihak GMAHKCI diwakili oleh Pdt. Cheppy Yusuf dan Pdt. H.J Tielung, dan pihak GMAHK(Mission) di Indonesia diwakili oleh Pdt. Alex Hendriks dan Pdt. B.H Panjaitan, dgn saksi2 : Pdt. R Kesaulya, Pdt. Noldy Sakul, Ateng Permana, Pdt. Alex Tambingon, S. Mewengkang Nangoy, Sopar Siburian, Pdt. H Palit, dan R.H Simanjuntak. Sejak saat itu hingga sekarang ini, organisasi GMAHK di sebagian besar Indonesia khususnya di Jakarta Gereja2nya berstatus yg sama dgn Gereja Jambrut yakni menjadi status Konferens.


MARANATA.
Hamba2 Tuhan berangkat dari Manado & Sumatera Utara menuju Jakarta utk mendirikan jemaat Tuhan yakni Jemaat Jambrut tercinta. Sampai saat ini setelah melewati masa suka dan duka yg panjang, anak cucu para pendiri dan Perintis Advent Conference masih tetap berbakti bersama di Jemaat Jambrut. Mereka adalah kel. W.A Tuturoong, kel. Pdt. Joh.E Jacob, kel. Pdt J. Sumayku, kel. Pdt. JP Suoth, kel. H Inkiriwang, kel. Pdt S Simanjuntak, kel. Pdt. M. Siburian, kel Pdt. J Waworuntu, kel. ORD Ritonga, kel H.I Simanjuntak, kel P Sanger dan kel. Sipahutar. Para orang tuanya selalu menanamkan sikap kpd Pemuda/I nya agar selalu bersemangat utk aktif dan berpartisipasi di berbagai kegiatan-kegiatan Advent yg berskala wilayah maupun Konfrens DKI dan sekitarnya.
Para Pendeta yg pernah menjadi Gembala di Jemaat Jambrut adalah O.R.D Ritonga, W.A Tuturoong, D.H Tumangkeng, John Waworuntu, H.J Tielung, Cheppy Yusuf dan M. Siagian. Gembala dan semua anggota Jemaat bersama-sama bekerja melayani pekerjaan Tuhan sambil mempersiapkan diri utk Kedatangan Tuhan Yesus yg kedua kali.

Maranata.

Jakarta, 2004
SEKIAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar