Satu Lagi Cinta Datang Dari Jisi.
**********************************
Satu Windu kemudian, Ucok menamatkan Pendidikan SMAnya di Medan. Agar ingin terlihat gagah dan ditakuti Ucok bermaksud masuk AKABRI, tapi ditolak mentah-mentah oleh orang tuanya tercinta dengan alasan Advent tidak boleh jadi Tentara, padahal dimasa itu sudah ada orang Advent yg bandal (melanggar larangan) Advent yakni menjadi TNI AD dan TNI AU. Sebagai anak yg patuh pada hukum ke lima, akhirnya niat untuk jadi AKABRI diurungkannya. Kemudian Ucok memilih untuk kuliah di Universitas dan berniat masuk di Fakultas Hukum. Tapi keinginan pria ganteng ini pun masih saja di tolak oleh mamaknya dengan alasan Advent tidak boleh kuliah di Fakultas Hukum. Pada hal di masa itu kak Intan Ritonga dan Kak Jois Siagian sedang asyik-asyiknya bergelut dengan buku di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta. Tapi Ucok takut mengatakan kedua wanita itu bandel (tidak patuh) sebab mereka akan tersinggung dan marah makanya cukup di dalam hati saja biar mereka tidak dengar.
Akhirnya mamak si Ucokpun setuju dengan pilihan anaknya yaitu masuk Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia.
Di kampus si Ucok tak ubahnya seperti mahasiswa lainnya yg mempunyai seorang idola (yg bukan berasal dari Indonesian Idol-red) yakni Slash Snakepit, sang Gitaris kawakan dari kelompok musik Gun and Roses. Pilihan terhadap idolanya ini dipicu oleh kegemaran Ucok bermain Gitar sambil bernyanyi. Ucok juga ingin sekali bernyanyi sambil bergitar di gerejanya.
Suatu waktu pernah Ucok bernyanyi sambil bermain Gitar di Gerejanya tapi setelah itu ucok mendapat teguran keras dari beberapa Majelisnya. "Cemananya kau ini, kau sudah melanggar peraturan, kau tidak sopan di dalam gereja kita" kata seorang Majelis menegur si Ucok.
"Apakah yg bapak maksud ?"kata Ucok sambil gemetaran.
"Masak kau tidak tahu kalau di dalam Gereja tidak boleh bernyanyi pake gitar, tapi bernyanyi hanya bisa pake piano ato org-han (organ) ato tak usah pake musik sama sekali. Trus lagu rohaninya pun harus dari buku lagu sion, tak boleh yg dari kaset-kaset itu, kita bukan pentakosta atau karismatik. Trus kau juga tak boleh mengaranzemen lagu sion Advent macam yg tadi itu. Macam mana not-notnya tertulis maka macam gitu zugalah kau menyanyikannya. Paham kau sekarang Ucok?"kata bapak itu sambil ludahnya terciprat-ciprat di wajah ucok karena ngomongnya yg menggebu-gebu.
Ucok merasa sedih karena Adrenalinnya tak bisa lagi tersalurkan di gereja tempat dia mencari Tuhannya.
Setahun kemudian datanglah seorang Amerika dari Jisi bersama Pdt.Hasibuan. Beliau berdua berasal dari Departemen Penerbitan dan bermaksud mengkampanyekan dan memunculkan minat baca orang muda terhadap buku-buku terbitan Indonesian Publishing House. Si Jisi mengkampanyekannya lewat Kotbah di Gereja2 dan di Seminar2.
Setelah jam makan siang selesai si Jisi mengajak jemaat berkumpul di dalam gereja dan beliau meminta kepada jemaat sebuah gitar karena si Jisi pengen bernyanyi bersama mereka. Mendengar itu Ucok dan Larry Tumangkeng segera pulang ke rumah untuk mengambil Gitar lalu menyerahkannya kepada si Jisi. Dengan santainya si Jisi bernyanyi sambil memetik Gitar di
gereja tersebut dimana tanpa dia sadari beberapa anggota Majelis sudah memasang air muka yang asem.
Ternyata bernyanyi sambil bergitar seperti ini sudah sering dilakukan si Jisi bilamana beliau berkunjung ke suatu Jemaat. Bahkan kebanyakan lagu yg dibawakan bukan berasal dari lagu sion, melainkan berasal dari lagu2 Herittage dan Don Moon. Dan semua orang muda memberikan respon positif kepada si Jisi.
Sebulan setelah si Jisi balik ke benua yg ditemukan si Colombus, Ucok mendapat giliran untuk bernyanyi lagu Pujian di gerejanya. Dengan iringan gitarnya Ucok bernyanyi sangat kusuk di depan Jemaatnya dan ketika lagu pujian itu selesai dinyanyikan serentak jemaat mengucapkan :"Amiiiiin". Bahkan ada yg spontan bertepuk tangan tapi dengan cepat orang tersebut sadar bahwa di gereja Advent tidak boleh bertepuk tangan.
"Tunggu, kalau orang Jisi bertepuk tangan di dalam Gereja barulah kita bisa bertepuk tangan di dalam Gereja" , kata seorang ibu kepadanya sambil berbisik.
Memang...Dahulu Advent di Medan tidak diperbolehkan bernyanyi di gereja sambil diringin gitar , tapi setelah kedatangan Jisi terjadilah perubahan.
Jangankan gitar, saxophone, biola bahkan Harmonikapun sudah boleh mengiringi lagu pujian di gereja Advent. Yang lebih ekstrimnya lagi, pernah klub Pathfinder bernyanyi diiringi peralatan dapur saat acara penamatan mereka.
Memang...Dahulu Advent di Medan mengaharuskan semua orang hanya boleh menyanyikan lagu Sion di dalam gereja, tapi setelah kedatangan orang Jisi itu, terjadilah perubahan, semua lagu rohani boleh dinyanyikan di dalam gereja.
Talenta Ucok dalam benyanyi semakin diberkati Tuhan, suaranya semakin merdu seperti burung camar dan petikan gitarnyapun semakin nyaring seperti suara nyamuk. Disamping sering di undang bernyanyi di Jemaat2 GMAHK, acara KKR, Vesper dll. Beliau juga sering di undang bernyanyi di acara2 sekuler seperti, Resepsi Perkawinan, Dies Natalis, acara2 Kampus dll. Bahkan pernah Pudek–III nya (Pembantu Dekan) memintanya agar masuk ajang lomba lagu Indonesian Idol di RCTI dan seluruh biaya akan ditanggung oleh Pudek-III tersebut. Tapi sebagai orang yg beriman, Ucok menolak dengan tegas keinginan Pudek-IIInya karena show live Indonesian Idol itu berlangsung setiap malam Sabat, seperti yang pernah dikatakan si Jois Siagian. Kecuali kalau Jisi (Amerika) yang lebih dahulu melakukannya barulah saya mau.
"Jangankan di sogok dengan nilai kuliah A, disogok dengan Sophia Latjuba pun saya tidak mau menodai hari Sabat walau lolos di Indonesian Idol," kata Ucok lebih tegas lagi di depan Pudek-IIInya.
Kemudian Ucok pergi meninggalkan Pudek itu dan menjumpai teman-temannya yg dari tadi sudah menunggunya untuk mengajaknya rapat di organisasi Politik yang Ucok geluti.
(....bersambung lagi)
Akhirnya mamak si Ucokpun setuju dengan pilihan anaknya yaitu masuk Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia.
Di kampus si Ucok tak ubahnya seperti mahasiswa lainnya yg mempunyai seorang idola (yg bukan berasal dari Indonesian Idol-red) yakni Slash Snakepit, sang Gitaris kawakan dari kelompok musik Gun and Roses. Pilihan terhadap idolanya ini dipicu oleh kegemaran Ucok bermain Gitar sambil bernyanyi. Ucok juga ingin sekali bernyanyi sambil bergitar di gerejanya.
Suatu waktu pernah Ucok bernyanyi sambil bermain Gitar di Gerejanya tapi setelah itu ucok mendapat teguran keras dari beberapa Majelisnya. "Cemananya kau ini, kau sudah melanggar peraturan, kau tidak sopan di dalam gereja kita" kata seorang Majelis menegur si Ucok.
"Apakah yg bapak maksud ?"kata Ucok sambil gemetaran.
"Masak kau tidak tahu kalau di dalam Gereja tidak boleh bernyanyi pake gitar, tapi bernyanyi hanya bisa pake piano ato org-han (organ) ato tak usah pake musik sama sekali. Trus lagu rohaninya pun harus dari buku lagu sion, tak boleh yg dari kaset-kaset itu, kita bukan pentakosta atau karismatik. Trus kau juga tak boleh mengaranzemen lagu sion Advent macam yg tadi itu. Macam mana not-notnya tertulis maka macam gitu zugalah kau menyanyikannya. Paham kau sekarang Ucok?"kata bapak itu sambil ludahnya terciprat-ciprat di wajah ucok karena ngomongnya yg menggebu-gebu.
Ucok merasa sedih karena Adrenalinnya tak bisa lagi tersalurkan di gereja tempat dia mencari Tuhannya.
Setahun kemudian datanglah seorang Amerika dari Jisi bersama Pdt.Hasibuan. Beliau berdua berasal dari Departemen Penerbitan dan bermaksud mengkampanyekan dan memunculkan minat baca orang muda terhadap buku-buku terbitan Indonesian Publishing House. Si Jisi mengkampanyekannya lewat Kotbah di Gereja2 dan di Seminar2.
Setelah jam makan siang selesai si Jisi mengajak jemaat berkumpul di dalam gereja dan beliau meminta kepada jemaat sebuah gitar karena si Jisi pengen bernyanyi bersama mereka. Mendengar itu Ucok dan Larry Tumangkeng segera pulang ke rumah untuk mengambil Gitar lalu menyerahkannya kepada si Jisi. Dengan santainya si Jisi bernyanyi sambil memetik Gitar di
gereja tersebut dimana tanpa dia sadari beberapa anggota Majelis sudah memasang air muka yang asem.
Ternyata bernyanyi sambil bergitar seperti ini sudah sering dilakukan si Jisi bilamana beliau berkunjung ke suatu Jemaat. Bahkan kebanyakan lagu yg dibawakan bukan berasal dari lagu sion, melainkan berasal dari lagu2 Herittage dan Don Moon. Dan semua orang muda memberikan respon positif kepada si Jisi.
Sebulan setelah si Jisi balik ke benua yg ditemukan si Colombus, Ucok mendapat giliran untuk bernyanyi lagu Pujian di gerejanya. Dengan iringan gitarnya Ucok bernyanyi sangat kusuk di depan Jemaatnya dan ketika lagu pujian itu selesai dinyanyikan serentak jemaat mengucapkan :"Amiiiiin". Bahkan ada yg spontan bertepuk tangan tapi dengan cepat orang tersebut sadar bahwa di gereja Advent tidak boleh bertepuk tangan.
"Tunggu, kalau orang Jisi bertepuk tangan di dalam Gereja barulah kita bisa bertepuk tangan di dalam Gereja" , kata seorang ibu kepadanya sambil berbisik.
Memang...Dahulu Advent di Medan tidak diperbolehkan bernyanyi di gereja sambil diringin gitar , tapi setelah kedatangan Jisi terjadilah perubahan.
Jangankan gitar, saxophone, biola bahkan Harmonikapun sudah boleh mengiringi lagu pujian di gereja Advent. Yang lebih ekstrimnya lagi, pernah klub Pathfinder bernyanyi diiringi peralatan dapur saat acara penamatan mereka.
Memang...Dahulu Advent di Medan mengaharuskan semua orang hanya boleh menyanyikan lagu Sion di dalam gereja, tapi setelah kedatangan orang Jisi itu, terjadilah perubahan, semua lagu rohani boleh dinyanyikan di dalam gereja.
Talenta Ucok dalam benyanyi semakin diberkati Tuhan, suaranya semakin merdu seperti burung camar dan petikan gitarnyapun semakin nyaring seperti suara nyamuk. Disamping sering di undang bernyanyi di Jemaat2 GMAHK, acara KKR, Vesper dll. Beliau juga sering di undang bernyanyi di acara2 sekuler seperti, Resepsi Perkawinan, Dies Natalis, acara2 Kampus dll. Bahkan pernah Pudek–III nya (Pembantu Dekan) memintanya agar masuk ajang lomba lagu Indonesian Idol di RCTI dan seluruh biaya akan ditanggung oleh Pudek-III tersebut. Tapi sebagai orang yg beriman, Ucok menolak dengan tegas keinginan Pudek-IIInya karena show live Indonesian Idol itu berlangsung setiap malam Sabat, seperti yang pernah dikatakan si Jois Siagian. Kecuali kalau Jisi (Amerika) yang lebih dahulu melakukannya barulah saya mau.
"Jangankan di sogok dengan nilai kuliah A, disogok dengan Sophia Latjuba pun saya tidak mau menodai hari Sabat walau lolos di Indonesian Idol," kata Ucok lebih tegas lagi di depan Pudek-IIInya.
Kemudian Ucok pergi meninggalkan Pudek itu dan menjumpai teman-temannya yg dari tadi sudah menunggunya untuk mengajaknya rapat di organisasi Politik yang Ucok geluti.
(....bersambung lagi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar